Langsung ke konten utama

Perlahan dan Puisi Lainnya

https://id.pinterest.com/pin/339951471885217465/

1.
perlahan ia pudar
perlahan ia hambar
perlahan ia jauh
perlahan ia asing
perlahan ia layu
perlahan ia tumbang
perlahan ia surut
perlahan ia padam
perlahan ia sepi 
-lagi
seperti sedia kala
tanpa dan tiada
hanya ada tanya tentang mengapa dan-
apakah semua akan berujung sia-sia semata

/
https://id.pinterest.com/pin/1337074885052673/


2.
jarak yang diberikan oleh waktu
meninggalkan tanya dalam kepalaku
-bagaimana ? apakah ?
oh, entahlah
jarak di antara waktu, saat kau menghampiri lalu pergi
aku hanya berdiam diri
memastikan mentari masih bersinar
walau kulitku tak merasa hangatnya
dingin dan dingin dari malam semalam

/

https://id.pinterest.com/pin/844213892663524128/



3.
Jika Aan Mansyur berujar, puisi adalah museum yang lengang
maka hari-hariku telah berubah menjadi puisi

Namun sepanjang lengang hari ku, kau akan tetap kunanti, 
-sebab

Jika Sapardi bertanya, "tapi, yang fana adalah waktu bukan?"
ku harap dapat menjawabnya dengan lantang bahwa "kita abadi"

Walau semua belum terjadi, tapi aku berusaha yakini,
-sebab

Jika Joko Pinurbo berucap, di merah matamu, senja berlabuh
maka ku harap memang kau labuh terakhir yang ku tuju

/

https://id.pinterest.com/pin/41587996551378638/


4.
Merayakan waktu yang dipinjamkan detik ini dengan sederhana
Mencoba lupa entah apakah mimpi besok masih ada yang kita punya
Menyisakan pesan-pesan singkat tanpa makna di ujung-ujung cerita
Mengusap yang jatuh mengalir dalam lirih di sela lamunan mata
Meyakinkan bahwa ucap semoga dalam hati adalah doa yang akan tiba

/



aem, 2 Maret 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia dan Rahasia-rahasia . Sebuah Kumpulan Puisi

  1. Doa Seorang Teman Ah, Tuhan memang paling bisa membuat hambanya berbahagia Entah dengan alasan takdir atau hanya kebetulan semata Doa seorang teman yang ku terima pagi tadi Seperti cepat sekali terkabulnya Seperti kode-kode rahasia yang perlahan terbuka (?) Aku pun tidak tahu pasti Yang ku tahu rasanya seperti kembang api Meledak warna-warni di dalam hati Dari doa seorang teman Semoga kiranya selaras dengan takdir Tuhan 2.  Terima Kasih Aku pernah sekali... menulis puisi seperti ini... tapi sudah lama sekali  Aneh, aku hampir lupa bagaimana itu Hati ini mungkin terlalu lama jadi berdebu, mungkin juga hampir membeku... Tapi yang tak kalah anehnya... sekelebat suaramu hinggap di telinga nyata... setelah sebelumnya hanya maya... Di antara deras hujan sekitar pukul 14.12 di hadapanku kau nyata melintas dan hatiku yang seperempat beku sontak berderu Sudah lama sekali, entah kapan namun hari ini detaknya kembali bahkan tepat di saat 22 usiaku terima kasih untuk itu 3. Takt...

Menengok Kebelakang (2021) #MemaknaiKehilangan

  Draft ini sudah setengah tahun terabaikan, alasanya? Kurang motivasi untuk  konsisten atau terlalu menyibukan diri. Ya begitulah kiranya mood bekerja, naik dan turun, hari ini bilang "besok aku harus produktif" tapi kenyataannya saat sudah sampai di "besok" malah lupa dan tidak melakukan apa-apa. Makadari itu, dengan tujuan untuk membayar hutang kepada diri sendiri walapun mungkin akan sedikit basi tapi, kenapa tidak? Karena menurutku di tahun 2021 banyak sekali pembelajaran yang aku dapat terlepas dari manis atau pahitnya. Mungkin setiap tahun akan begitu, tapi kali ini berbeda.  Hmm, supaya lebih tertata aku akan gambarkan dan ceritakan tahun 2021 ke dalam dua bagian.         Y ang pertama adalah Memaknai kehilangan , yang kedua    Tentang Mimpi.  Dua  hal inilah yang membuat awal usia 22 dan  tahun 2022 ku coba jalani dengan lebih mindfullness . Ya, aku gak tau apakah itu perumpamaan yang tepat tapi mari kita cari tah...