Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Menengok Kebelakang (2021) #MemaknaiKehilangan

  Draft ini sudah setengah tahun terabaikan, alasanya? Kurang motivasi untuk  konsisten atau terlalu menyibukan diri. Ya begitulah kiranya mood bekerja, naik dan turun, hari ini bilang "besok aku harus produktif" tapi kenyataannya saat sudah sampai di "besok" malah lupa dan tidak melakukan apa-apa. Makadari itu, dengan tujuan untuk membayar hutang kepada diri sendiri walapun mungkin akan sedikit basi tapi, kenapa tidak? Karena menurutku di tahun 2021 banyak sekali pembelajaran yang aku dapat terlepas dari manis atau pahitnya. Mungkin setiap tahun akan begitu, tapi kali ini berbeda.  Hmm, supaya lebih tertata aku akan gambarkan dan ceritakan tahun 2021 ke dalam dua bagian.         Y ang pertama adalah Memaknai kehilangan , yang kedua    Tentang Mimpi.  Dua  hal inilah yang membuat awal usia 22 dan  tahun 2022 ku coba jalani dengan lebih mindfullness . Ya, aku gak tau apakah itu perumpamaan yang tepat tapi mari kita cari tahu dan bahas bersama sampai tulisan ini seles

AKU, MINGGU, DAN MONOLOG BISU EP.4

 #Episode 4 Jum'at Keramat Kejadian di Perpus siang tadi menyisakan rasa marah hingga malam ini, dan sekarang  bertambah parah karena bercampur dengan rasa bingung, otak ku kembali penuh dengan tanda-tanya. "Dia itu lupa apa gimana sih? atau amnesia? atau emang akunya aja ya terlalu cepat suka". "Tapi ya, kalau diingat-ingat lagi kejadian di hari Sabtu dan Minggu seminggu yang lalu itu kayaknya aku gak salah tebak deh, dia ngajak ngobrol, sedikit-dikit nanya ke aku, terus tanpa alasan tiba-tiba senyum gitu" suara-suara bawel dalam kepala coba mencari jawaban. "Wah parah si emang tuan Minggu, pokoknya ini bukan salah ku se-utuhnya titik" dan kali ini aku gak mau disalahkan karena perasaan ini. "Tapi, kok dia cepet banget berubah ya, jadi cuek gitu, dingin, beda banget pokoknya...apa jangan-jangan?" tebak-tebakn dengan diri sendiri sepertinya sudah menjadi hobiku, padahal aku tau jawabannya nihil tapi kan juga mustahil kalau aku tanya langsung

Aku, Minggu, dan Monolog Bisu Ep.3

#Episode 3 Kamis Tak Berujung Manis Mimpi, ya aku yakin detik itu aku hanya sedang bermimpi. " halo alika?, benar kan ini alika?" suara dari seseorang itu masih kudengar, tapi aku kaku, bingung harus bagaimana, harus menjawab apa,seketika aku begitu bodoh aku putuskan untuk mematikan panggilan itu. Sepersekian detik setelahnya aku kacau, tampaknya memang lucu menjadi orang yang tengah... bingung menyebutnya apa, jatuh cinta? yaa mungkin begitu kurang lebihnya. Ya, aku kacau dan menjadi tambah kacau setelah mematikan telpon dari nya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Huft aku pikir aku akan merasa lega, ternyata salah besar. Malam itu, aku tak bisa tidur lagi. Lagi. Sampai matahari telah terbit di hari Kamis pagi, nyatanya semalaman aku hanya memejamkan mata tanpa benar-benar terlelap. Aku tak yakin hari ini akan baik-baik saja gumam ku sambil beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Tiba di kampus aku merasa masih normal, walau sebenarnya tidak dengan isi hati. R

Aku, Minggu, dan Monolog Bisu Ep.2

  #Episode 2 Masih di hari Rabu Semua mata kuliah sudah selesai. Tidak ada agenda lain untuk hari Rabu ini, pulang ke kost sudah jadi ketentuan mutlak karna tidak ku temukan tempat pengasingan lain atau tempat melarikan diri yang lebih baik darinya. Jalan pulang dibawah terik dan panas suhu 38° kota ini membuat pikiranku kembali teringat dengan suasana hati yang carut marut tadi pagi, apa yang disampaikan oleh dosen selama 100 menit terlewati begitu saja, rasa lapar sejak pagi pun seketika sirna, hanya karna apa?. Karna dia. Apakah memang harus begini kalau sedang jatuh cinta? Padahal aku sangat benci untuk menjadi tidak teratur seperti itu. Tapi yaa sudahlah,mau bagaimana lagi? Apa mau sudah saja bawa-bawa perasaan ini? Hmmm. Jalan hampir setengah kilometer ternyata gak kerasa kalau pikiran juga sedang lari-lari entah kemana, raga sudah kembali berdiri saja di depan pintu coklat benomerkan 17. Ya, pintu kamar kostku, dengan nomer pintunya yang aku tidak tau bagaimana tapi bisa sesuai

Aku, Minggu, dan Monolog Bisu Ep.1

  #Episode 1 Selasa Misteri  KriiingggKriiinggKriiingg Suara apalagi kalau bukan suara jam weker rewelku diatas meja, alarm pengingat waktu dan pemberitahu bahwa mentari semakin menginggi, benda pengganti tugas ibu saat aku hanya hidup sendiri di kamar 2×3 m persegi ini, tanpa si rewel entah mungkin sudah berapa banyak tanda silang pada buku absen, terlebih pada kelas-kelas pagi yang memadati tiap minggu ku. Dengan terpaksa dan berat hati aku bangun dari tempat tidur, walau yaa mungkin kalian sendiri bisa bayangkan bagaimana rasanya mengumpulkan tidak hanya nyawa tapi juga niat untuk bangun di pagi hari untuk kemudian mandi, bersuci, dan melaksanakan kewajiban sebagai hamba yang beragama, lalu menyiapkan diri pergi ke tempat bernama kampus. Ah mampus! Dengan segenap tenaga, akhirnya berhasil. Aku tinggal memakai kaus kaki dan memastikan jadwal agar tidak salah masuk kelas seperti kejadian yang sudah-sudah. Yaa aku lihat jadwal di hari raa-bu,hah rabu? Kagetku dalam hati, apakah aku

Aku, Minggu, dan Monolog Bisu

Re-Post #Episode Pembuka Akankah kita cukup saling tahu dibalik tanda-tanya tak berujung jawab yang aku tinggalkan di hari minggu itu ?. Akankah kita cukup saling mengerti, setelah semua terlewati dan kau seolah memberi arti ?. Aku bertanya seorang diri, sedang kau telah berlari, meninggalkan minggu menuju rabu. Ingin aku lanjutkan cerita dan berharap tertinggal selamanya di hari minggu itu, tapi bukan sendiri, bisakah kau isi sisi dibelakang meja tepat dihadapanku dan bantu aku mengisi cerita di sisa usia yang kuharap terjadi selanjutnya?. Hey ! ya, aku yang mengaharapkan, karna nyatanya kau lah harapan itu yang tak kunjung sadar atas senyum dan tatap harap mataku. Dan kau, yang kutemui lagi di pagi hari senin setelah minggu kita berpisah arah, tidakkah kau ingin menyapaku selayaknya pada sabtu dan minggu ?. Lagi, harapku meninggi, ku ramal jika kau juga mau, hanya saja ragu. Benar begitu bukan tuan minggu ku ? Lalu hilang, sapa itu benar semu. Kita tersihir membeku, melewati satu sam

Dua Ribu Sembilan Belas

  Catatan Sebelum Akhir Tahun (Re-Post) Apakah hanya aku yang merasa bahwa waktu ini sangat cepat berjalalu? Apakah kalian juga merasakan hal yang sama? Seperti judul yang aku tulis, tanpa terasa kita hampir tiba (lagi) di akhir tahun dan akan menyambut tahun baru (lagi). Dan tepat satu bulan sebelum malam tahun baru, aku tiba-tiba memikirkan apa saja yang telah terjadi dan terlewati selama satu tahun kebelakang, selama tahun 2019 ini. Ada banyak hal ternyata, sangat banyak. Tangis,sedih,dan kecewa sampai senyum,syukur,dan tawa semua lengkap telah dirasakan di tahun ini. Aku yakin kalian pun begitu kan? Kalau jawaban kalian "Ya" , itu tandanya bahwa kita memang tidak sendiri, rasa sedih dan lelah itu manusiawi dan kebahagiaan juga adalah hak untuk semua manusia. Tapi kali ini aku bukan ingin berbagi atau menceritakan hal-hal yang menyebabkan kesedihan maupun kebahagiaan itu terjadi padaku di tahun ini, mungkin itu untuk lain kali. Karna kali ini aku akan lebih berbagi tentang

Kelabu Asap (Publikasi Ulang)

  KELABU ASAP Sumber :  okezone.com / karhutla Saat pertama kali mengetahui berita bahwa kebakaran hutan di Kalimantan terjadi lagi, dan lagi dan begitu ramai disebarluaskan di media sosial akhir-akhir ini seketika saya pun ingin sekali dapat bercerita tentang bagaimana rasanya menghirup udara yang bercampur dengan asap itu. Tahun 2015, empat tahun yang lalu saat saya masih duduk di kelas X atau satu SMA kabut asap akibat kebakaran hutan juga terjadi, persis sama seperti yang terjadi tahun ini. Pada saat itu kami (masyarakat kota Pangkalan Bun) merasakan bahwa itu adalah salah satu peristiwa kabut asap yang paling parah yang pernah terjadi slama ini. Mengapa demikian? Karna pada saat itu kabut asap terjadi berbulan-bulan lamanya, ketebalan jarak pandang paling parah bahkan mencapai angka dibawah 10 meter, Taman Nasional Tanjung Puting (Taman Nasional yang merupakan habitat sekaligus penangkapan Orang Utan) pun ikut dilalap oleh si jago merah, tidak ada hujan, aktivitas warga pun terha