Langsung ke konten utama

Aku, Minggu, dan Monolog Bisu Ep.3

#Episode 3 Kamis Tak Berujung Manis


Mimpi, ya aku yakin detik itu aku hanya sedang bermimpi. " halo alika?, benar kan ini alika?" suara dari seseorang itu masih kudengar, tapi aku kaku, bingung harus bagaimana, harus menjawab apa,seketika aku begitu bodoh aku putuskan untuk mematikan panggilan itu. Sepersekian detik setelahnya aku kacau, tampaknya memang lucu menjadi orang yang tengah... bingung menyebutnya apa, jatuh cinta? yaa mungkin begitu kurang lebihnya. Ya, aku kacau dan menjadi tambah kacau setelah mematikan telpon dari nya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Huft aku pikir aku akan merasa lega, ternyata salah besar. Malam itu, aku tak bisa tidur lagi. Lagi. Sampai matahari telah terbit di hari Kamis pagi, nyatanya semalaman aku hanya memejamkan mata tanpa benar-benar terlelap. Aku tak yakin hari ini akan baik-baik saja gumam ku sambil beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Tiba di kampus aku merasa masih normal, walau sebenarnya tidak dengan isi hati. Rasa bersalah campur bingung menjadi satu dan tampaknya menguap dan ditampilkan oleh gurat wajah ku, aku tersadar saat seorang teman menyapa "Al kok cemberut mulu sih dari tadi? Lagi pms ya?", "hmm engga kok" jawabku singkat sambil berlalu. Aku yakin hari ini tak akan baik-baik saja, bukan kamis yang manis percayalah gumamku kesekian kali hari ini. Jam istirahat tiba, aku pun pergi ke kantin untuk sarapan. Tidak seorang diri memang, Asri teman satu kelasku yang pendiam bukan main itu menemaniku saat itu. Sampai di kantin aku pesan satu porsi bubur ayam kesukaanku, dan Asri dengan nasi goreng kecintaannya. Tidak perlu menunggu lama makanan kami pun datang dan seperti orang kelaparan pada umumnya tunggu apalagi, sikat! Di tengah nikmatnya makan seseorang menepuk punggungku. Aku menoleh dan melihatnya, tapi aku tak kenal siapa dia. Dia langsung memberikanku topi dan berkata "ini titipan dari Putra, terima kasih katanya". Ya itu topi ku, yang dipinjam oleh Putra. Tapi kenapa dia tidak mengembalikan ya langsung? Spontan aku berpikir dalam diam apakah dia marah karna aku tidak menjawab telpon nya tadi malam, ah sial!. "oiya makasih ya, tapi kenapa kamu yang ngasihin?" tanyaku penasaran pada laki-laki itu yang bahkan aku tak peduli siapa namanya. "Putra lagi ada urusan penting kayanya, yaudah aku duluan ya" jawab laki-laki itu. Setelah dari kantin, aku dan Asri memutuskan untuk pergi ke Perpus dengan niat mengerjakan beberapa tugas. Hal tak disangka terjadi, tuan Mingguku, Putra ada disana duduk di bangku belakang seorang diri sambil membaca buku. Aku coba menghampirinya, dengan niat meminta maaf dan mengatakan bahwa topinya sudah kuterima. "Putra, maaf yaa yang tadi malam..." ucapku memulai. Dia menoleh hanya tersenyum kemudian berdiri dan merapikan buku-bukunya "oiya gapapa kok, aku cuma ngira kalau aku salah nomer aja, aku duluan ya" begitu kalimat yang ia lontarkan dengan begitu datar. Apa maksud dari perkataan dan ekspresinya itu? Apakah itu tandanya ia marah dengan apa yang kulakukan padanya? "Dasar cowok baperan! Emangnya dia gatau apaa kalau..." ucapku tanpa sadar di depan Asri "kalau apa Al, kamu marah apa gimana sih?" tanya Asri bingung. Aaahhhh memang bukan Kamis yang manis! teriakku dalam hati.


Bersambung Episode 4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlahan dan Puisi Lainnya

https://id.pinterest.com/pin/339951471885217465/ 1. perlahan ia pudar perlahan ia hambar perlahan ia jauh perlahan ia asing perlahan ia layu perlahan ia tumbang perlahan ia surut perlahan ia padam perlahan ia sepi  -lagi seperti sedia kala tanpa dan tiada hanya ada tanya tentang mengapa dan- apakah semua akan berujung sia-sia semata / https://id.pinterest.com/pin/1337074885052673/ 2. jarak yang diberikan oleh waktu meninggalkan tanya dalam kepalaku -bagaimana ? apakah ? oh, entahlah jarak di antara waktu, saat kau menghampiri lalu pergi aku hanya berdiam diri memastikan mentari masih bersinar walau kulitku tak merasa hangatnya dingin dan dingin dari malam semalam / https://id.pinterest.com/pin/844213892663524128/ 3. Jika Aan Mansyur berujar, puisi adalah museum yang lengang maka hari-hariku telah berubah menjadi puisi Namun sepanjang lengang hari ku, kau akan tetap kunanti,  -sebab Jika Sapardi bertanya, "tapi, yang fana adalah waktu bukan?" ku harap dapat menjawabnya dengan

Hobi Kok Jalan Kaki?!

      Satu kalimat pepatah Jawa yang sekarang aku percayai adalah "Trisno jalaran seko kulino" yang artinya  "Cinta datang karena terbiasa". Tapi jangan salah dulu, ini bukan cerita cinta ku terhadap seseorang, melainkan cerita cinta terhadap sebuah kegiatan sederhana, yap "jalan kaki" . Kalau mau dirunut dari jauh maka cerita cinta ini dimulai kurang lebih dari tahun 2015, tahun dimana aku baru masuk SMA. Tapi, karena aku tidak mau terlalu panjang lebar maka kita langsung loncat aja  ke tahun 2018. Tahun 2018 adalah tahun dimana hidup ku berubah, tahun dimana aku pergi jauh untuk merantau. Seperti banyak cerita kehidupan orang-oarang yang merantau dengan segala keterbatasan dan keperihatinan, maka itu juga aku alami. Salah satu keterbatasan yang aku alami adalah hidup tanpa kendaraan pribadi yang  mungkin untuk sebagian orang di zaman yang modern ini adalah sebuah mimpi buruk (hehe maaf kalau lebay) tapi untuk ku tidak ada pilihan lain, toh masih bersyuku

Puisi Kabut, dan Dalam Dunia

1. Dalam Dunia Dalam dunia Riuh gemuruh, suara-suara bising melengking Candu beradu bak serdadu Kelam dalam diam yang suram Bingung linglung, merebah rasa lelah di malam kelam Berkisah rasa lara hingga lega,  Lupa pernah berjumpa Dulu selalu berjuang agar berpeluang Kini nurani ingin mendingin mati Siapa kira kita di antara samudera Berjelaga jiwa-jiwa hampa Sampai kini hati menanti Sampaikah langkah pada kisah yang indah 2. Kabut Dalam perjalanan mendaki Adakalanya kabut menghalangi jalan Kompas tak berfungsi Teman seperjalanan dehidrasi Lalu kita memaksa terus naik Yang ada justru lelah Perasaan hampir menyerah Seperti hilang arah Padahal kita tahu Yang perlu kita lakukan saat itu hanyalah Hanyalah berhenti, berpikir sejenak Melihat sekitar, berbagi minum bertukar haus dengan teman Memperbaiki kompas sebisanya Mengenal pertanda pertana Lalu mengambil langkah setapak bijaksana aem, 15 Juli 2023