Langsung ke konten utama

Pengalaman Beasiswa / Beasiswa PPA





Kuliah dengan beasiswa sepertinya adalah mimpi bagi semua mahasiswa di dunia. Namun, tak semua mahasiswa bisa mendapatkannya, butuh tekad, perjuangan dan usaha lebih untuk membuat beasiswa itu jatuh kepada kita.

Pengalaman Mendapatkan Beasiswa

Dua tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2018 aku dinyatakan resmi lulus dari seragam abu-abu. Satu perjuangan selesai, perjalanan lain menanti. Setelah lulus SMA banyak orang yang meimilih untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah, walau juga tak sedikit yang memilih untuk bekerja bahkan menikah :)) ya itulah hidup, sebuah pilihan. Dan untuk aku sendiri, mimpi terasa sangat jauh sekali untuk diwujudkan selain dengan cara memilih untuk meneruskan perjuangan ke bangku perguruan tinggi. Tapi keputusan untuk kuliah bukan lah hal yang mudah bagi sebagian orang terutama di Indonesia, termasuk aku pribadi karena untuk masuk ke perguruan tinggi negeri haruslah melewati perjuangan yang ketat (SNMPTN/SBMPTN/MANDIRI), sedangkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi swasta yang tak kalah bagus dengan perguruan tinggi negeri membutuhkan biaya yang cukup besar. Semua pilihan memiliki nilai positif dan negatifnya masing-masing. Disitulah kadang saya merasa sedih* hiks :")) . Takdir seperti yang kita tahu bahwa telah dituliskan oleh Sang Maha Kuasa jauh sebelum kita dilahirkan telah membawaku menjadi mahasiswa di perguruan tinggi swasta yang bernama Universitas Dian Nuswantoro yang terletak di Semarang, Jawa Tengah setelah sebelumnya melalui perjuangan menikuti SBMPTN. Bisa dikatakan untuk berkuliah disini bukan lah menjadi mimpiku, karna mimpiku yang sebenarnya adalah berkuliah tentu saja di PTN , tapi apa boleh buat, rencana Tuhan pasti lebih baik. Karna walaupun berkuliah di swasta nyatanya tetap banyak keberuntungan yang aku dapatkan, dan salah-satunya adalah aku berhasil mendapatkan beasiswa PPA. Alhamdulillah

"Kuliah dengan beasiswa sepertinya adalah mimpi bagi semua mahasiswa di dunia. Namun, tak semua mahasiswa bisa mendapatkannya, butuh tekad, perjuangan dan usaha lebih untuk membuat beasiswa itu jatuh kepada kita." Kalimat tersebut pun berlaku untuk ku, mendapatkan beasiswa saat berkuliah masuk kedalam bucketlist ku paling atas saat akan mendaftar kuliah. Terlebih untuk aku yang nyatanya bersekolah di PTS, beasiswa tampak seperti tujuan utama untuk membantu meringankan beban orang tua. Tekad pun mulai ku bulatkan, belajar dengan giat untuk mendapatkan IPK agar memenuhi persyaratan pun ku lukakuan. Dan kerja keras tak akan mengkhianati hasil, IPK ku di semester pertama Alhamdulillah : )) jauh melampaui ekspektasiku yangmana persyaratan minimun IPK untuk mendaftar beasiswa PPA atau beasiswa yang lain adalah 3,0 atau 3,2. Satu bekal telah digenggaman. 

Setelah mencari tahu informasi mengenai berbagai macam beasiswa di internet serta bertanya kepada dosen. Ada banyak jenis beasiswa yang ada seperti Djarum, Kompas, Beasiswa BRI, beasiswa PPA dan masih banyak lagi. Tapi karena jangka waktu yang memungkinkan saat itu adalah mendaftar beasiswa PPA maka aku segera mendaftarkan diri melalui kampus. Di kampus ku sendiri pendaftaran beasiswa PPA yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti yang sekarang telah menjadi satu-kesatuan dengan Kemendikbud ini dijembatani oleh Biro Kemahasiswaan, anak Udinus menegnalnya dengan BIMA. Singkat cerita, aku mendaftarkan diri di bukan maret tahun 2019 dan mendapatkan pengumuman lolos di bulan September 2019 *maafkan kalau ingatanku ini salah yaa hehehe* . For You Informatian penerima beasiswa PPA ini *dikampus ku dan setau ku* berdasrakan IPK per kuota pendaftar Fakultas. Jadi pendaftar beasiswa di setiap fakultas akan diurutkan berdasarkan IPK, dan IPK tertinggi hingga IPK Kesekian yang memenuhi persyaratan lah yang akan diterima. Tapi tenang saja, jangan kendor semangat dulu untuk mengurungkan diri mendaftar beasiswa ini. Karena apa?? karena jika kamu anggap saja bernama Agung punya IPK 3,3 sedangkan teman se-fakultas mu anggap saja bernama Putra punya IPK 3,6 , kamu mendaftar sedangkan dia tidak, maka peluang yang akan mendapatkan beasiswa resebut yaaa adalah kamu, karna si Putra kan tidak mendaftar :))). So, Be Bravee and Be Fightfull ya guys , karna nyatanya keberuntungan itu datang pada ia yang mau berjuang. Ya seperti aku ini contohnya :)) mungkin memang nilai IPK ku bagus, tapi aku yakin IPK yang sama dengan ku pun banyak dimiliki oleh teman-temanku, tapi tidak semua dari mereka mendaftarkan diri. Jadi , try anything you can do to reach your dream come truee!!! 

Oke, kita masuk kebagian terpenting yang pastinya pengen kalian ketahui. Yaitu.... nominal beasiswanya, berdasarkan pengalamanku, jumlah uang yang diberikan dari beasiswa ini sebesar 4 juta 8 ratus ribu rupiah selama satu tahun *catat ya ! satu tahun bukan satu semester* , yang diberikan secara anggsur sebanyak dua kali. Kalau aku waktu itu dapat di bulan Oktober 2019 dan bulan Desember 2019. Alhamdulillah yaa, sesuatu ehe ! . Dari nominal sebesar itu setidaknya bisa membantu meringankan beban biaya kuliah kita, iya kan guys?? Oiya satu hal lagi, walaupun satu periode beasiswa PPA ini hanya berlangsung satu tahun tapi kalian tetap bisa dapat dengan cara terus mendaftarkan diri di periode-periode selanjutnya *Syarat dan Ketentuan berlaku* ;)))

Wah panjang juga ya ternyata cerita tentang pengalaman beasiswa kali ini... untuk lebih jelas dan lengkapnya kalian bisa kunjungi website universitas kalian atau katik aja keyword beasiswa ppa di search engine kalian, pasti bakal keluar banyak bangett informasi mengenai beasiswa termasuk PPA.


Persyaratan Beasiswa PPA**

Lagi-lagi aku bicara mengenai apa yang aku pernah dan telah alami, dan berdasarkan itu persyaratan yang harus aku dan kalian siapkan untuk mendaftar beasiswa PPA ini adalah sebagai berikut ;
1. fotokopi KTM yang masih berlaku
2. fotokopi KTP dengan max usia 23 tahun
3. pas foto 3x4 dengan jas almamater sebanyak 2 lembar
4. materai 6000 sebanyak 3 lembar
5. IPK minimal 3,0
6. Transkrip nilai yang dikeluarkan oleh TU fakultas 
7. min semester 1 dan maksimal semester 6 untuk S1 sedangkan min semester 1 dan maksimal semester 5 untuk D3
8. fotokopi buku tabungan BNI yang telah dilegalisir oleh bank tersebut *wajib BNI karna uang akan langsung ditransfer ke rekening kalian, kalau belum punya yaa buat usaha dikit bree, dan sedikit tips buka aja buku tabungan BNI yang Tabunganku karna minimal setornya paling sedikit hehe*
9. Tidak sedang menerima beasiswa lainnya :((
10. Menyertakan berkas-berkas yang diminta untuk diunduh dan diisi di website kampus

NB )** = informasi persyaratan yang berlaku di Udinus yang aku tahu, kalau di kampus yang lain mungkin hampir sama tapi mungkin juga ada bedanya, jadi buruan cek website kampus kalian !


Panjang banget yaa sharing-sharing kali ini, tapi semoga aja bermanfaat untuk siapapun kalian yang membacanya, kalau pun kalian waktu ngebaca ini pendaftaran beasiswa PPA udah tutup, ga masalah, coba aja cari tahu beasiswa yang lain atau tunggu aja periode pendaftaran di tahun depan. See you, aku doakan kalian berhasil buat mendapatkan beasiswa yang kalian inginkan dan doakan aku juga bisa dapat beasiswa-beasiswa lainnya seperti LPDP mungkin :)) AMIIIN biar kita ketemu lagi disini berbagi perihal pengalaman beasiswa lagi.


Have a nice day !

Wassalamualaikum

alpi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlahan dan Puisi Lainnya

https://id.pinterest.com/pin/339951471885217465/ 1. perlahan ia pudar perlahan ia hambar perlahan ia jauh perlahan ia asing perlahan ia layu perlahan ia tumbang perlahan ia surut perlahan ia padam perlahan ia sepi  -lagi seperti sedia kala tanpa dan tiada hanya ada tanya tentang mengapa dan- apakah semua akan berujung sia-sia semata / https://id.pinterest.com/pin/1337074885052673/ 2. jarak yang diberikan oleh waktu meninggalkan tanya dalam kepalaku -bagaimana ? apakah ? oh, entahlah jarak di antara waktu, saat kau menghampiri lalu pergi aku hanya berdiam diri memastikan mentari masih bersinar walau kulitku tak merasa hangatnya dingin dan dingin dari malam semalam / https://id.pinterest.com/pin/844213892663524128/ 3. Jika Aan Mansyur berujar, puisi adalah museum yang lengang maka hari-hariku telah berubah menjadi puisi Namun sepanjang lengang hari ku, kau akan tetap kunanti,  -sebab Jika Sapardi bertanya, "tapi, yang fana adalah waktu bukan?" ku harap dapat menjawabnya dengan

Puisi Kabut, dan Dalam Dunia

1. Dalam Dunia Dalam dunia Riuh gemuruh, suara-suara bising melengking Candu beradu bak serdadu Kelam dalam diam yang suram Bingung linglung, merebah rasa lelah di malam kelam Berkisah rasa lara hingga lega,  Lupa pernah berjumpa Dulu selalu berjuang agar berpeluang Kini nurani ingin mendingin mati Siapa kira kita di antara samudera Berjelaga jiwa-jiwa hampa Sampai kini hati menanti Sampaikah langkah pada kisah yang indah 2. Kabut Dalam perjalanan mendaki Adakalanya kabut menghalangi jalan Kompas tak berfungsi Teman seperjalanan dehidrasi Lalu kita memaksa terus naik Yang ada justru lelah Perasaan hampir menyerah Seperti hilang arah Padahal kita tahu Yang perlu kita lakukan saat itu hanyalah Hanyalah berhenti, berpikir sejenak Melihat sekitar, berbagi minum bertukar haus dengan teman Memperbaiki kompas sebisanya Mengenal pertanda pertana Lalu mengambil langkah setapak bijaksana aem, 15 Juli 2023

Hobi Kok Jalan Kaki?!

      Satu kalimat pepatah Jawa yang sekarang aku percayai adalah "Trisno jalaran seko kulino" yang artinya  "Cinta datang karena terbiasa". Tapi jangan salah dulu, ini bukan cerita cinta ku terhadap seseorang, melainkan cerita cinta terhadap sebuah kegiatan sederhana, yap "jalan kaki" . Kalau mau dirunut dari jauh maka cerita cinta ini dimulai kurang lebih dari tahun 2015, tahun dimana aku baru masuk SMA. Tapi, karena aku tidak mau terlalu panjang lebar maka kita langsung loncat aja  ke tahun 2018. Tahun 2018 adalah tahun dimana hidup ku berubah, tahun dimana aku pergi jauh untuk merantau. Seperti banyak cerita kehidupan orang-oarang yang merantau dengan segala keterbatasan dan keperihatinan, maka itu juga aku alami. Salah satu keterbatasan yang aku alami adalah hidup tanpa kendaraan pribadi yang  mungkin untuk sebagian orang di zaman yang modern ini adalah sebuah mimpi buruk (hehe maaf kalau lebay) tapi untuk ku tidak ada pilihan lain, toh masih bersyuku