Langsung ke konten utama

Menengok Ke Belakang (2021) #Tentang Mimpi

Bagian Kedua 

Tentang Mimpi



Pada bagian ini seharusnya aku bisa memilih diksi "Berdamai dengan mimpi" untuk judul subab, tapi rasanya itu terlalu pesimis. Jadi lebih baik begitu saja, "Tentang Mimpi" terdengar lebih netral.


Tentang mimpi, dari berjuta-juta kata yang ada di dunia ini, kata mimpi adalah salah satu kata yang sangat aku suka. Segala bentuk tulisan, film, obrolan atau apapun itu yang membahas tentang mimpi aku pasti suka. Seperti yang baru-baru ini aku temukan di YouTube, channel Pandji Pragiwaksono yang membahasa tentang mimpi, singkatnya di video tersebut beliau bilang kurang lebih gini "Sekeras apapun kita coba mengubur, mematikan, memukul mimpi kita apapun itu, mimpi gak bakal mati, dia bakal balik lagi di usia kita yang sudah tua dalam bentuk penyesalan". Damn, aku merasa tertampar, di posisi sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang coba meraba-raba masa depan, aku hampir menyerah dengan mimpi, hampir menguburnya, melupakannya. Sedikit kembali ke beberapa tahun lalu, saat aku baru lulus SMA dan baru akan jadi MABA, di masa-masa itu aku melabeli diriku sendiri dengan "dreamer" yaa...pemimpi ada berbagai alasan dan sebab kenapa aku bisa berpikir untuk melabeli diri seperti itu, bahkan mama ku juga mengaminkan hal tersebut, mama pernah bilang "kita cuma bisa mimpi, jadi ya mimpi aja. Tapi ingat kita punya Tuhan yang Maha Pengabul Mimpi" tapi untuk cerita tentang berbagai alasan dan sebab itu, rsanaya biar untuk ku sendiri saja. Di tulisan ini aku lebih mau berbagi tentang bagaimana aku akhirnya kembali berani bermimpi.


Kembali lagi ke kalimat Pandji yang membuatku tertampar itu, aku jadi berfikir bahwa apa yang dikatakannya itu benar, dan aku tidak bisa membayangkan jika harus hidup dalam penyesalan. Tapi apa makna penyesalan buatku? , buatku penyesalan dalam konteks ini  adalah rasa bersalah yang kita rasakan karena kita tidak berani melakukan hal-hal yang kita mau lakukan, padahal kemungkinannya ada, dan seharusnya bisa. Itu yang aku maknai sebagai penyesalan, dan hal ini ada sekali kaitannya dengan mimpi. Mimpi adalah hal yang kita ingin raih, mimpi bisa jadi sangat tinggi dan jauh. Di antara jarak tinggi dan jauh yang harus kita tempuh itulah ada hal-hal yang harus kita lewati, tapi permasalahannya kita seringkali takut dan ragu untuk melewatinya. Nah, keraguan dan ketakutan inilah yang kalau kita turuti akan mendatangkan penyesalan. 

Jadi, satu hal pertama yang aku pelajari dari 2021 adalah kalau aku mau melakukan suatu hal yang sekiranya mendekatkan ku dengan mimpiku, maka aku harus berani aja, lewati aja, masalah bisa atau tidak itu urusan nanti. Karena dengan begitu aku tidak akan menyesal karena aku tidak pernah mencoba. Lebih baik aku merasa gagal tapi pernah mencoba, daripada hanya menyesal tanpa pernah mencoba. Karna gagal masih bisa diobati dengan belajar, tapi kalau menyesal? ah susah rasanaya untuk diobati. Maka dengan sedikit modal keberanian dan mindset untuk tidak meneysal itulah 2021 yang lalu banyak sekali kesempatan dan hal-hal baru yang aku lalui. Pertama aku bisa mewujudkan cita-cita masa kecilku untuk menjadi guru melalui program kampus mengajar yang modal awalnya adalah "coba aja dulu", kemudian di tengah tahun aku mendapat tawaran untuk menjadi master of ceremony di acara talkshow yang diselenggarakan organisasi mahasiswa jurusanku yang juga aku terima dengan modal "bismillah coba aja" padahal itu kali pertama bagi ku dan sangat mengerikan rasanya hahaha, tapi alhamdulillah terlewati dan aku jadi belajar bahwa public speaking memang penting. Kemudian yang tak kalah menjadi anugerah untuk ku adalah menerima tawaran untuk ikut projek penelitian bersama Bu Adian (dosen panutan dan idolaku), lagi-lagi aku hanya bermodal nekat dan pikiran "kesempatan tidak datang dua kali, jangan sampai menyesal" dan benar saja, tidak ada penyesalan sama sekali, justru rasanya banyak keajaiban dan hal-hal baik yang datang dari modal kenekatan itu, dan rasanya mimpi-mimpi itu semakin dekat rasanya. Alhamdulillah.


Jadi, intinya jangan pernah takut bermimpi. Kalau udah berani mimpi yang terpenting selanjutnya adalah kita berani gak untuk mewujudkannya?Banyak orang bilang,  gagal itu gapapa dari pada meneyesal ya kan? aku sih setuju ((walaupun berat sih emang))

Yaa, inilah sepenggal cerita ku, aku harap kamu juga punya cerita yang bisa kamu jadikan bahan refleksidan pengingat untuk bisa kembali semangat meraih mimpi...


Sepertinya tulisan tentang mimpi ini akan berlanjut, tungguin yaa...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlahan dan Puisi Lainnya

https://id.pinterest.com/pin/339951471885217465/ 1. perlahan ia pudar perlahan ia hambar perlahan ia jauh perlahan ia asing perlahan ia layu perlahan ia tumbang perlahan ia surut perlahan ia padam perlahan ia sepi  -lagi seperti sedia kala tanpa dan tiada hanya ada tanya tentang mengapa dan- apakah semua akan berujung sia-sia semata / https://id.pinterest.com/pin/1337074885052673/ 2. jarak yang diberikan oleh waktu meninggalkan tanya dalam kepalaku -bagaimana ? apakah ? oh, entahlah jarak di antara waktu, saat kau menghampiri lalu pergi aku hanya berdiam diri memastikan mentari masih bersinar walau kulitku tak merasa hangatnya dingin dan dingin dari malam semalam / https://id.pinterest.com/pin/844213892663524128/ 3. Jika Aan Mansyur berujar, puisi adalah museum yang lengang maka hari-hariku telah berubah menjadi puisi Namun sepanjang lengang hari ku, kau akan tetap kunanti,  -sebab Jika Sapardi bertanya, "tapi, yang fana adalah waktu bukan?" ku harap dapat menjawabnya dengan

Puisi Kabut, dan Dalam Dunia

1. Dalam Dunia Dalam dunia Riuh gemuruh, suara-suara bising melengking Candu beradu bak serdadu Kelam dalam diam yang suram Bingung linglung, merebah rasa lelah di malam kelam Berkisah rasa lara hingga lega,  Lupa pernah berjumpa Dulu selalu berjuang agar berpeluang Kini nurani ingin mendingin mati Siapa kira kita di antara samudera Berjelaga jiwa-jiwa hampa Sampai kini hati menanti Sampaikah langkah pada kisah yang indah 2. Kabut Dalam perjalanan mendaki Adakalanya kabut menghalangi jalan Kompas tak berfungsi Teman seperjalanan dehidrasi Lalu kita memaksa terus naik Yang ada justru lelah Perasaan hampir menyerah Seperti hilang arah Padahal kita tahu Yang perlu kita lakukan saat itu hanyalah Hanyalah berhenti, berpikir sejenak Melihat sekitar, berbagi minum bertukar haus dengan teman Memperbaiki kompas sebisanya Mengenal pertanda pertana Lalu mengambil langkah setapak bijaksana aem, 15 Juli 2023

Hobi Kok Jalan Kaki?!

      Satu kalimat pepatah Jawa yang sekarang aku percayai adalah "Trisno jalaran seko kulino" yang artinya  "Cinta datang karena terbiasa". Tapi jangan salah dulu, ini bukan cerita cinta ku terhadap seseorang, melainkan cerita cinta terhadap sebuah kegiatan sederhana, yap "jalan kaki" . Kalau mau dirunut dari jauh maka cerita cinta ini dimulai kurang lebih dari tahun 2015, tahun dimana aku baru masuk SMA. Tapi, karena aku tidak mau terlalu panjang lebar maka kita langsung loncat aja  ke tahun 2018. Tahun 2018 adalah tahun dimana hidup ku berubah, tahun dimana aku pergi jauh untuk merantau. Seperti banyak cerita kehidupan orang-oarang yang merantau dengan segala keterbatasan dan keperihatinan, maka itu juga aku alami. Salah satu keterbatasan yang aku alami adalah hidup tanpa kendaraan pribadi yang  mungkin untuk sebagian orang di zaman yang modern ini adalah sebuah mimpi buruk (hehe maaf kalau lebay) tapi untuk ku tidak ada pilihan lain, toh masih bersyuku