Langsung ke konten utama

Suka Aja




Judul yang mengandung unsur clickbait HAHAHA. Tapi beneran, untuk satu pertanyaan ini aku bakal jawab "ya, suka aja!" , coba deh tebak pertanyaan apa yang bakal aku jawab dengan pernyataan itu dan kira-kira kalau kalian sendiri, pertanyaan apa yang kalian jawab dengan kalimat singkat padat tapi ngeselin itu? 

Oke, oke. Ini bukan perihal suka dengan seseorang, ini perihal suka dengan suatu kegiatan a.k.a hobi. Jadi, kalau ada orang yang tanya ke aku kok kamu bisa hobi nulis? atau kok tulisan mu bagus? ya, aku bakal jawa "suka aja" karna aku juga gak bisa memastikan 100% sebenarnya ini memang hobi atau bukan, dan aku juga tau kalau tulisannku belum sebagus itu.


Aku kepikiran untuk menceritakan hal ini karena beberapa hari yang lalu, saat sedang bertapa di tempat favorit di mana inspirasi seringkali datang (kamar mandi) tiba-tiba otak ku teringat dengan pesan dari beberapa orang teman di media sosial, bukan bermaksud untuk besar kepala atau menyombongkan diri, karena cerita ini justru lebih cocok disebut  klarifikasi wkwk. Jadi, teman-teman ku itu ada yang bilang begini "sobat terpuitis" "semoga suatu saat kamu bisa nulis buku dan jadi bestseller" dan yang paling baru bilang gini "aku suka tulisan-tulusian mu, terus berkarya" . Rasanya setelah mendapat pesan-pesan seperti itu antara bahagia, bangga, geli, dan beban jadi satu, campur aduk hehehe. Jujur aku bangga dan bahagia, dan ingin berterima-kasih atas apresiasi dari teman-teman yang berpendapat bahwa tulisanku bagus, tapi justru dengan pujian itu aku merasa malu dengan diri sendiri karena rasanya gak pantes buat dipuji, geli aja gitu kalau mengingat gimana sebenarnya hubungan aku dengan menulis ini hehehe. 


Mungkin sebaiknya kita mulai cerita klarifikasi ini dengan cerita bagaimana asal mula  aku suka menulis. Kalau kalian semuran sama aku, maka aku yakin gak mungkin kalian gak tahu buku binder? ya paling gak di sekolah ku dulu namanya itu, anak-anak perempuan di sekolah ku hampir semua punya dan kami saling "berbisnis",  barter antara satu lembar kertas isi binder yang memiliki banyak tema da jenis itu. Kalau diingat-ingat lucu juga ya haha. Nah di antara kertas isi buku binder yang bermacam-macam itu, ada satu jenis kertas yang isinya adalah borang biodata. Dan karna bagi ku itu menarik, maka aku isilah borang itu dengan biodata lengkap dari mulai nama, alamat, "makes", "mikess", dan hobi. Dua point utama yang aku ingat dan kayaknya gak berubah adalah "makes" dan hobi, makes atau makanan kesukaanku yang aku tulis waktu itu dan masih valid sampai sekarang adalah gorengan haha, jujur secinta itu sama gorengan terutama bakwan!!. Duh, kok jadi bahas makanan, oke kita masuk ke bagian hobi. Ya, mungkin kalian udah bisa tebak apa yang aku isi di bagian borang hobi. Aku menulis hobi ku adalah menggambar, membaca, dan menulis. Heran juga sih sebenarmya kenapa aku bisa isi borang itu dengan hobi "menulis" karena kalau aku tarik mundur, aku gak bisa ingat pasti di masa-masa SD apa yang aku tulis untuk dikatakan sebagai sebuah "karya". Kalau menggambar, saat TK aku pernah ikut lomba menggambar, dan di rumah aku memang suka menghabiskan buku gambar dan pensil warna yang tiba-tiba sering menghilang, mata pelajaran menggambar juga jadi salah satu yang aku tunggu-tunggu. Membaca juga begitu, aku ingat persis bagaimana atau alasan aku memasukannya sebagai hobi karena dari kecil mama sudah memperkenalkanku dengan buku majalah bobo dan mickey mouse(aku lupa apa nama majalahnya, tapi isi nya hanya cerita mickey mouse). Tapi ya karna sayangnya di kotaku tidak ada toko buku sebesar gramedia maka bacaanku tidak banyak dan kalau boleh jujur, sewaktu SD  aku merasa bahwa buku favoritku adalah RPUL hahah, ya karna hanya dengan satu buku yang tidak terlalu tebal itu aku bisa tau sedikit lebih banyak hal, seperti biodata singkat para presiden sampai plat nomor kendaraan daerah-daerah di Indonesia, saat SMP buku favoritku adalah buku saku biologi yang dipinjamkan oleh Bu Yuni, guru biologiku. Buku pelajaran yang sangat indah buatku, isisnya berwarna dan banyak "jemabatan keledainya" , rasanya waktu itu ingin sekali punyaku seperti itu, mungkin besok aku akan beli, semacam balas dendam. Syukurnya, kualitas literasi ku membaik saat SMA, karna aku bisa meminjam buku-buku keren di perpustakaan daerah,  novel Dilan jadi salah-satu yang berkesan. Begitulah, untuk menggambar dan membaca, aku ingat dan tau betul bagaimana proses dan sebabnya aku bisa memasukan itu ke dalam kategori hobi dalam hidupku. Tapi untuk menulis? hmmm....


Aku masih masih tidak yakin, tapi mungkin ini alasannya. Selain suka mata pelajaran menggambar dan biologi , aku juga suka bahasa Indonesia, sebenarnya buka mata pelajarannya, tapi hanya bukunya. Mungkin ada hubungannya dengan aku yang suka membaca, jadi di buku bahasa Indonesia, terutama buku BOS yang tebal itu, ada banyak cerita dari penggalan novel-novel penulis lama seperti Marah Rusli, ingat betul aku pertama kali membaca Salah Asuh . Lalu aku juga menemukan puisi-puisi dari Chairil Anwar dan juga Sapardi Joko Damono, sudah sangat cinta aku dengan Hujan Bulan Juni sejak SMP. Dan sepertinya dari jatuh cinta kepada penggalan-penggalan puisi yang termuat di Buku BOS Bahasa Indonesia itulah, kepala ku sering berkhayal dan dipenuhi cerita atau susunan-susunan kalimat yang akhirnya aku tulis sebagai puisi. Tidak banyak memang, aku juga sudah lupa dan entah ada dimana sekarang. Tapi mungkin disitulah mulanya. Kemudian saat SMA, pelajaran TIK aku dapat tugas untuk membuat blog dan disitulah tahap selanjutnya dimulai, aku iseng-iseng menulis di blog tapi karna tidak pede tidak berlangsung lama dan aku lupa passwordnya, payah memang. Di masa SMA ini juga, aku pernah ikut lomba menulis cerpen, ya memang sih hanya internal sekolah tapi alhamdulillah sekali aku dapat jauara harapan 1, tidak terlalu buruk lah. Ya mungkin dari situ, ada  semangat lebih yang membuatku mulai menyukai menulis karna ada pikiran dan perasaan bahwa "oh ternyata tulisan ku tidak sejelek itu..." Jadilah saat mulai masa kuliah, aku memutuskan untuk membuat ulang blog pribadi yang baru dan mencoba menulis tentang pikiran, pengalaman, dan perasaanku selama merantau. 

Namun, cerita belum selesai, perjalanan dengan menulis ini akan sangat panjang sepertinya. Kenapa? karna aku sadar bahwa kepalaku selalu penuh dengan hal-hal yang ingin aku tulisakan, tapi aku itu pelupa dan juga masih sangat belajar untuk konsisten. Padahal konsisten adalah satu satu kunci keberhasilan, tapi kenyataannya memang susahh sekali, oleh sebab itulah aku jadi buka tutup blog, gonta ganti nama dan sebagainya, dan satu hal lainnya adalah bahwa aku tau tulisannku tidak sebagus itu, teknik dasar menulisku sepertinya masih sangat buruk, aku tidak pernah ikut kelas kepenulisan. Singkatnya, aku suka menulis, ya suka aja tapi gak pernah benar-benar serius. Aku sadar bahwa semakin bertambah umurku, menulis dan aku punya ikatan yang gak bisa aku jelaskan. Menulis adalah salah satu caraku untuk meluapkan emosi. Dan sejauh ini hanya sampai di titik itu, aku pernah berkhayal dan bermimpi bahwa suatu saat akan punya buku sendiri, tapi aku belum pernah mencoba untuk benar-benar berusaha untuk merealisasikannya. Dan kembali ke awal cerita, saat aku bermeditasi di kamar mandi itu, aku sadar harusnya aku bisa lebih baik dari ini, setidaknya aku punya ikatan emosional dengan menulis, yang perlu aku tingkatkan adalah konsistensi dan keseriusan untuk belajar lebih. Itulah yang menjadi sebab dari tulisan ku kali ini, aku ingin mencatat dan mengabadikan niatan ku untuk menekuni menulis ini. Tekun disini bukan berarti di akhirnya aku harus bisa menulis dan menghasilkan uang karena nya, tekun disini adalah belajar serius dengan hal-hal yang pada dasarnya kita sukai itu saja.

Dan 2022, baru berlalu dua bulan. Sudah banyak rencana disusun salah satunya rencana untuk lebih konsisten dan serius untuk menulis karna aku tau jawabannya "suka aja!" dan aku mau pindah dari suka menjadi cinta dan sayang.

Kalau kamu, apa hal apa yang membatmu menjawab pertanyaan dengan jawaban "ya suka aja" ?
Kalau sudah ada, tekuni. Kalau belum ada, cari tau .....




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlahan dan Puisi Lainnya

https://id.pinterest.com/pin/339951471885217465/ 1. perlahan ia pudar perlahan ia hambar perlahan ia jauh perlahan ia asing perlahan ia layu perlahan ia tumbang perlahan ia surut perlahan ia padam perlahan ia sepi  -lagi seperti sedia kala tanpa dan tiada hanya ada tanya tentang mengapa dan- apakah semua akan berujung sia-sia semata / https://id.pinterest.com/pin/1337074885052673/ 2. jarak yang diberikan oleh waktu meninggalkan tanya dalam kepalaku -bagaimana ? apakah ? oh, entahlah jarak di antara waktu, saat kau menghampiri lalu pergi aku hanya berdiam diri memastikan mentari masih bersinar walau kulitku tak merasa hangatnya dingin dan dingin dari malam semalam / https://id.pinterest.com/pin/844213892663524128/ 3. Jika Aan Mansyur berujar, puisi adalah museum yang lengang maka hari-hariku telah berubah menjadi puisi Namun sepanjang lengang hari ku, kau akan tetap kunanti,  -sebab Jika Sapardi bertanya, "tapi, yang fana adalah waktu bukan?" ku harap dapat menjawabnya dengan

Puisi Kabut, dan Dalam Dunia

1. Dalam Dunia Dalam dunia Riuh gemuruh, suara-suara bising melengking Candu beradu bak serdadu Kelam dalam diam yang suram Bingung linglung, merebah rasa lelah di malam kelam Berkisah rasa lara hingga lega,  Lupa pernah berjumpa Dulu selalu berjuang agar berpeluang Kini nurani ingin mendingin mati Siapa kira kita di antara samudera Berjelaga jiwa-jiwa hampa Sampai kini hati menanti Sampaikah langkah pada kisah yang indah 2. Kabut Dalam perjalanan mendaki Adakalanya kabut menghalangi jalan Kompas tak berfungsi Teman seperjalanan dehidrasi Lalu kita memaksa terus naik Yang ada justru lelah Perasaan hampir menyerah Seperti hilang arah Padahal kita tahu Yang perlu kita lakukan saat itu hanyalah Hanyalah berhenti, berpikir sejenak Melihat sekitar, berbagi minum bertukar haus dengan teman Memperbaiki kompas sebisanya Mengenal pertanda pertana Lalu mengambil langkah setapak bijaksana aem, 15 Juli 2023

Hobi Kok Jalan Kaki?!

      Satu kalimat pepatah Jawa yang sekarang aku percayai adalah "Trisno jalaran seko kulino" yang artinya  "Cinta datang karena terbiasa". Tapi jangan salah dulu, ini bukan cerita cinta ku terhadap seseorang, melainkan cerita cinta terhadap sebuah kegiatan sederhana, yap "jalan kaki" . Kalau mau dirunut dari jauh maka cerita cinta ini dimulai kurang lebih dari tahun 2015, tahun dimana aku baru masuk SMA. Tapi, karena aku tidak mau terlalu panjang lebar maka kita langsung loncat aja  ke tahun 2018. Tahun 2018 adalah tahun dimana hidup ku berubah, tahun dimana aku pergi jauh untuk merantau. Seperti banyak cerita kehidupan orang-oarang yang merantau dengan segala keterbatasan dan keperihatinan, maka itu juga aku alami. Salah satu keterbatasan yang aku alami adalah hidup tanpa kendaraan pribadi yang  mungkin untuk sebagian orang di zaman yang modern ini adalah sebuah mimpi buruk (hehe maaf kalau lebay) tapi untuk ku tidak ada pilihan lain, toh masih bersyuku