Tuhan, aku tahu . . .
Aku sedang jadi hamba mu yang menyebalkan
Sama seperti teman-teman ku yang datang menghubungi hanya ketika lupa mengerjakan tugas sedangkan waktu tenggatnya adalah besok, yang tiba-tiba bertanya bagaimana cara mengerjakannya, bagaimana maksud soalnya, dan yang paling menyebalkan adalah yang tanpa malu berkata "boleh lihat contohnya?". Menyebalkan tentu, dan aku tahu saat ini mungkin aku sama menyebalkannya di hadapanmu.
Di malam hari menuju pagi, kantuk mengalahkan panggilan kasih sayang mu, dengan alasan letih, aku tetap pulas hingga matahari tinggi. Saat terbangun yang ku periksa pertama justru gawai di sebelah kasur, Padahal harusnya hati ku sendiri yang ku periksa. Mengapa dia, ada apa dengannya?
Distraksi ini tak bisa aku salahkan terus menerus, Karena aku tahu yang menyebalkan itu aku.
Di malam itu aku menangis sesegukan sambil membacakan daftar permintaan, dan Engkau Yang Maha Baik dari segala kebaikan dengan cepat menghadirkan semua permintan ku. Tapi Tuhan, aku sedang jadi hamba yang menyebalkan. Semingu berlalu, aku seperti pikun dengan tangis ku malam itu. Kantuk dan letih kembali jadi alibi, dan semua distraksi yang sebenarnya aku ciptakan sendiri jadi tameng agar kau kembali memaafkan ku karena aku lah hamba mu yang menyebalkan itu.
Tuhan, aku tahu kau tak kan pernah bosan mengampuni dan menyanyangi ku, tapi dalam lamunan ku di siang hari, aku meratapi betapa bosannya menjadi hamba mu yang menyebalkan.
Komentar
Posting Komentar