Biji Kesedihan
Kita lempar biji kesedihan ke dalam jurang
Mendoakannya tumbuh menjadi pohon ketegaran
Berharap alam merawatnya dengan sukarela
Berharap waktu menjelma hara
Berharap musim menjelma air
Dan matahari sebagaimana dia menyinari
Tumbuhlah biji-biji duka dan luka, berubahlah jadi pohon cinta dan kekuatan
Sampai akhirnya takdir, mengumpulkan kita di taman tuk memanen buah kerinduan
Kecil
Mengapa memilih menjadi besar
Jikalau hanya untuk melihat yang lain sebagai kecil
Maka biarlah ku tetap menjadi kecil
Agar dapat memandang dunia dengan kagum yang besar
Negeri Kaya SDM (Sumber Daya Materi Stand Up Comedy)
Walau ada yang diam-diam merenggut / mencari celah-celah ribut di antara buih yang sibuk
- sibuk memikirkan yang naik, naik, dan naik // Ah, bilang saja "ini semua adalah jalan terbaik"
dan jangan lupa ucapkan "selamat ulang tahun ya cantik" / "tak usah hirau gema-gema di luar..."
kirim saja berita cinta segitiga dan pemuda pencuri data / lalu lihat komedi putar berjalan lagi
"tak usah takut cantik", penjual dagangan daging bulat sudah siap berkeliling menjajakan kuah pada perut-perut lapar yang jengah, yang putus asa karna takdirnya hidup di negeri yang kaya...
...kaya sumber daya materi, stand up comedy....// yang memperbolehkan kita tertawa dengan syarat tutup mulut, mata, dan telinga
Yang Ku Temui Dalam Puisi
apa daya dalam puisi ?
yang ku temui hanya duka
yang ku temui hanya kecewa
yang ku temui hanya air mata
walau sesekali aku lihat cinta
- namun lekas sirna dibanding abadi,
karna yang abadi ialah puisi,
dan puisi hanyalah kerumanan kata yang sepi,
- sepi dan duka lagi, dan kecewa lagi,
hingga air mata kering di pipi
Sepulang
Pada jalan aspal yang panjang aku bergumam
Di antara antrean roda-roda bermotor dan detik jam setengah enam
Ku harap jalan ini lebih panjang lagi
Agar derai air mata ini bisa ku seka lagi
Romansa, tiada
tiada romansa,
saat langit biru dan awan putih senantiasa bersama.
tiada romansa,
saat bunga di beranda bercengkrama dengan para serangga.
tiada romansa,
saat teh hangat manis dalam gelas disajikan oleh ibunda.
tiada romansa
jika memang tidak ada di sana
cukup romansa -
.... ialah langit biru, dan bunga, dan ibunda.
tapi apakah kau miliki ketiganya ?
Mengamati Pohon
Amati,
Bagaimana pohon tumbuh ?, tumbuh dengan kuat
Dibiarkannya gugur bergantian daun-daun yang mulai coklat
Ditunggunya yang baru kuncup hingga hijau pekat
Kuat ia dalam melepas, kuat ia dalam menunggu
Amati,
Bagaimana pohon hidup ?, hidup dengan lambat
Ditemaninya sekeliling yang bergerak cepat
Diteduhkannya semua yang penat
Lambat dia menemani sepanjang usia
Teduh dia beri dari rimbun dahan-dahannya
Lebih Dari
Puisi hanya sekedar puisi,
Jika hanya dibaca, tanpa dirasa
Pun,
Puisi lebih dari hanya puisi,
Saat yang dipunya melampaui kata,
Tapi keberanian terbatas pada ketik atau pena
Ptak Umpt
Entah bersembunyi dari siapa
Entah lari dari apa
Seolah tak ingin ada yang tau
Seolah tak ingin ada yang lihat
Entah seolah atau memang begitu adanya
Men Sana
Jika yang sepantasnya datang kepada hidup
Maka dia tak akan sulit untuk dihirup
Sebagaimana oksigen kepada alveoli
Tidak akan sukar menyerap dalam nadi
Bersabarlah seperti pituitari
Barangkali waktunya sedikit lagi
Untuk lepas semua yang berat
Untuk berhenti semua yang penat
Untuk hidup dalam jiwa yang sehat
/
Epilog : Beberapa puisi sudah ada di note handphone berbulan-bulan lalu, dan sisanya tiba-tiba terlintas dipikiran saat diperjalanan pulang sore ini.
aem, 14 September 2022
Komentar
Posting Komentar