Langsung ke konten utama

Postingan

Tidak Ada Hujan Bulan Juni

Apa yang terlintas di benak saat bulan Juni ku ucap? Hujan Bulan Juni adalah yang paling lekat dalam riap Namun, bulan Juni terlewati seperti menggelinding Entah adakah hujan mengisi pada tanggal-tanggal merah di dinding ? Entah adakah rintik rindu membasahi hari-hari tanpa romansa ? Atau sudahkah rahasia yang terserap akar pohon tersampaikan pada bunga-bunga ? Atau sudahkah rampung semua tanda-tanya yang menguap menjadi awan mendung ? Namun biar Juni tanpa hujan, ia akan tampak selalu erat ... dengan dingin dan penuh murung. 28 Juni 2022 aem

#1 Tuhan, aku tahu . . .

Tuhan, aku tahu . . . Aku sedang jadi hamba mu yang menyebalkan Sama seperti teman-teman ku yang datang menghubungi hanya ketika lupa mengerjakan tugas sedangkan waktu tenggatnya adalah besok, yang tiba-tiba bertanya bagaimana cara mengerjakannya, bagaimana maksud soalnya, dan yang paling menyebalkan adalah yang tanpa malu berkata "boleh lihat contohnya?". Menyebalkan tentu, dan aku tahu saat ini mungkin aku sama menyebalkannya di hadapanmu.  Di malam hari menuju pagi, kantuk mengalahkan panggilan kasih sayang mu, dengan alasan letih, aku tetap pulas hingga matahari tinggi. Saat terbangun yang ku periksa pertama justru gawai di sebelah kasur, Padahal harusnya hati ku sendiri yang ku periksa. Mengapa dia, ada apa dengannya?  Distraksi ini tak bisa aku salahkan terus menerus, Karena aku tahu yang menyebalkan itu aku. Di malam itu aku menangis sesegukan sambil membacakan daftar permintaan, dan Engkau Yang Maha Baik dari segala kebaikan dengan cepat menghadirkan semua permintan k...

setangkai rumput ilalang

Sumber : https://id.pinterest.com/pin/468163323736179941/ tenggelam bukan pada lautan setangkai rumput ilalang kering tenggelam dalam diam bising tanah lapang padang atau gurun yang merindu hujan deras alir air dari sungai seberang menghanyutkan setangkai rumput ilalang kering dari kebisingan kebisingan serangga-serangga terbang bebas  -dan bunga-bunga mekar nan bernas setangkai rumput ilalang  yang kering yang sendiri yang diam yang tenggelam aem, 13/05/22

Hobi Kok Jalan Kaki?!

      Satu kalimat pepatah Jawa yang sekarang aku percayai adalah "Trisno jalaran seko kulino" yang artinya  "Cinta datang karena terbiasa". Tapi jangan salah dulu, ini bukan cerita cinta ku terhadap seseorang, melainkan cerita cinta terhadap sebuah kegiatan sederhana, yap "jalan kaki" . Kalau mau dirunut dari jauh maka cerita cinta ini dimulai kurang lebih dari tahun 2015, tahun dimana aku baru masuk SMA. Tapi, karena aku tidak mau terlalu panjang lebar maka kita langsung loncat aja  ke tahun 2018. Tahun 2018 adalah tahun dimana hidup ku berubah, tahun dimana aku pergi jauh untuk merantau. Seperti banyak cerita kehidupan orang-oarang yang merantau dengan segala keterbatasan dan keperihatinan, maka itu juga aku alami. Salah satu keterbatasan yang aku alami adalah hidup tanpa kendaraan pribadi yang  mungkin untuk sebagian orang di zaman yang modern ini adalah sebuah mimpi buruk (hehe maaf kalau lebay) tapi untuk ku tidak ada pilihan lain, toh masih bersyuku...

Dia dan Rahasia-rahasia . Sebuah Kumpulan Puisi

  1. Doa Seorang Teman Ah, Tuhan memang paling bisa membuat hambanya berbahagia Entah dengan alasan takdir atau hanya kebetulan semata Doa seorang teman yang ku terima pagi tadi Seperti cepat sekali terkabulnya Seperti kode-kode rahasia yang perlahan terbuka (?) Aku pun tidak tahu pasti Yang ku tahu rasanya seperti kembang api Meledak warna-warni di dalam hati Dari doa seorang teman Semoga kiranya selaras dengan takdir Tuhan 2.  Terima Kasih Aku pernah sekali... menulis puisi seperti ini... tapi sudah lama sekali  Aneh, aku hampir lupa bagaimana itu Hati ini mungkin terlalu lama jadi berdebu, mungkin juga hampir membeku... Tapi yang tak kalah anehnya... sekelebat suaramu hinggap di telinga nyata... setelah sebelumnya hanya maya... Di antara deras hujan sekitar pukul 14.12 di hadapanku kau nyata melintas dan hatiku yang seperempat beku sontak berderu Sudah lama sekali, entah kapan namun hari ini detaknya kembali bahkan tepat di saat 22 usiaku terima kasih untuk itu 3. Takt...

Menengok Ke Belakang (2021) #Tentang Mimpi

Bagian Kedua  Tentang Mimpi Pada bagian ini seharusnya aku bisa memilih diksi "Berdamai dengan mimpi" untuk judul subab, tapi rasanya itu terlalu pesimis. Jadi lebih baik begitu saja, "Tentang Mimpi" terdengar lebih netral. Tentang mimpi, dari berjuta-juta kata yang ada di dunia ini, kata mimpi adalah salah satu kata yang sangat aku suka. Segala bentuk tulisan, film, obrolan atau apapun itu yang membahas tentang mimpi aku pasti suka. Seperti yang baru-baru ini aku temukan di YouTube, channel Pandji Pragiwaksono yang membahasa tentang mimpi, singkatnya di video tersebut beliau bilang kurang lebih gini "Sekeras apapun kita coba mengubur, mematikan, memukul mimpi kita apapun itu, mimpi gak bakal mati, dia bakal balik lagi di usia kita yang sudah tua dalam bentuk penyesalan". Damn , aku merasa tertampar, di posisi sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang coba meraba-raba masa depan, aku hampir menyerah dengan mimpi, hampir menguburnya, melupakannya. Sedikit...

Suka Aja

Judul yang mengandung unsur clickbait HAHAHA. Tapi beneran, untuk satu pertanyaan ini aku bakal jawab "ya, suka aja!" , coba deh tebak pertanyaan apa yang bakal aku jawab dengan pernyataan itu dan kira-kira kalau kalian sendiri, pertanyaan apa yang kalian jawab dengan kalimat singkat padat tapi ngeselin itu?  Oke, oke. Ini bukan perihal suka dengan seseorang, ini perihal suka dengan suatu kegiatan a.k.a hobi. Jadi, kalau ada orang yang tanya ke aku kok kamu bisa hobi nulis? atau kok tulisan mu bagus? ya, aku bakal jawa "suka aja" karna aku juga gak bisa memastikan 100% sebenarnya ini memang hobi atau bukan, dan aku juga tau kalau tulisannku belum sebagus itu. Aku kepikiran untuk menceritakan hal ini karena beberapa hari yang lalu, saat sedang bertapa di tempat favorit di mana inspirasi seringkali datang (kamar mandi) tiba-tiba otak ku teringat dengan pesan dari beberapa orang teman di media sosial, bukan bermaksud untuk besar kepala atau menyombongkan diri, karena c...